PT Damatex, PT Grand Pintalan. PT Lawe Adyaprima, PT Centex-Spinning Mils, PT Argo Pantes-Bekasi, PT Kaha Apollo Utama, PT Asia Citra Pratama, PT Delta Merlin I dan II, PT Grand Best (Lakukan PHK 300 orang).
Selain itu, PT Mulia Cemerlang Abadi, PT Lucky Tekstil (PHK) 100 orang, PT Tuntex, Agungtex Grup, PT Pulaumas, PT Pusmatex, PT SAI Aparel, PT Kabana, PT Adetex (500 an orang dirumahkan).
Kemudian ada PT Nikomas, PT Chingluh (PHK 2000 an pekerja), PT CHINGLUH (2000-an pekerja), PT HS Aparel, PT Starpia, PT Djoni Texindo, PT Efendi Texindo.
BACA JUGA: Dislitbangad Jalin Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Melalui Konsep Logika Quintuple Helix
PT Wiska Sumedang (Tutup dan PHK 700 an pekerja), PT Fotexco Busana International, PT Alenatex, PT Kusuma Group,
Redma Gita memaparkan, seharusnya pemerinta melalui menteri perindustria memperhatikan dengan serius banyaknya pabrik tekstile yang tutup. Sebab bisnis ini merupakan industri padat karya yang berdampak pada ribuan orang akhirnya kehilangan pekerjaan.
Berdasarkan data, industri tektile yang mengalami kontraksi terus mengalami peningkatan dari 2,63 persen melonjak menjadi 5,37 persen qoq. Sementara berdasarkan tahunan juga meningkat tajam dari 0,03 persen yoy menjadi tumbuh 7,4 persen yoy.
BACA JUGA: Menteri Agama Sebut Perjalan Dinas Hanya untuk Jalan-Jalan dan Beli Oleh-oleh!
Untuk diketahui, 30 pabrik tekstile yang telah ditutup tersebut belum termasuk perhitungan PT Sritex, PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT), dan PT Pan Brothers Tbk yang saat ini masih dalam proses sidang kepailitan. (edt)