BIDIKNEWS – Adanya kenaikan tarif pajak PPN 12 persen diprediksi akan membuat beban masyarakat kelas menengah ke bawah semakin terpuruk.
Meski pemerintah mengklaim tidak akan terjadi inflasi, beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup dipastikan akan bertambah berat.
Direktur Kebijakan Publik Celios Media Wahyudi Askar mengatakan mengatakan, setiap kebijakan perekonomian tentunya akan memiliki dampak di masyarakat.
BACA JUGA: Kenaikan PPN 12 Persen, Diklaim Tidak Akan Terjadi Inflasi, Begini Prediksinya!
Biasanya, ketika ada kebijakan yang berkaitan dengan kenaikan pajak, fenomena pre-emptives inflation akan muncul.
‘’Jadi pre-emptives inflation ini biasanya akan terjadi kenaikan harga lebih dulu sebelum kebijakan itu ditetapkan,’’ ujar Wahyudin dalam keteranganya, dikutip (21/12/2024)
Dia menilai, para pengusahan tentunya akan melakukan antiusipasi atas kebijakan tarif pajak PPN 12 persen itu dengan menghitung kembali biaya produksi.
BACA JUGA: PPN Naik jadi 12 Persen, Pemerintah Langsung Bagi-bagi Insentif!
‘’Ini biasa dilakukan oleh sektor usaha retail dan manufaktur dengan menyesuaikan label harga,’’ ujarnya.
‘’Tujuannya adalah untuk menjaga marjin keuntungan sebelum pemberlakuan tarif PPN baru,’’ tambahnya lagi.
Sementara itu pendapat lainnya dari Direktur Riset Bright Institute M. Andri Perdana mengatakan, jika terjadi inflasi, kelompok masyarakat menengah ke bawah akan mengalami tekanan atas kenaikan barang.
Masyarakat kelas menangah diprediksi akan rentan turun kelas menjadi kelompok rentan. Sebab, meski PPN 12 persen tidak berlaku untuk bahan pangan, barang-barang premium tetap akan kena kenaikan tarif pajak.
BACA JUGA: Dewan Jawa Barat Dorong Program Makan Bergizi Gratis Gunakan Produk Lokal