HeadlinesIlmu Pengetahuan

Eksploitasi Kawasan Hutan di Bandung Selatan Sporadis!

BIDIK NEWS – Kondisi hutan di wilayah Ciwidey Bandung Selatan saat ini banyak dilakukan eksploitasi secara sporadis, sehingga banyak timbul kerusakan lingkungan.

Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jawa Barat Dedi Kurniawan mengatakan, kerusakan kawasan Bandung Selatantampak nyata dan tidak ada upaya pencegahan dilakukan oleh pemerintah.

‘’Kerusakan terjadi salah satunya alih fungsi lahan dengan banyak dibangunnya tempat wisata dan banyak melanggar aturan aspek ekologis,’’ ujar Dedi Kurniawan dalam keterangannya, dikutip, selasa, (11/03/2025)

BACA JUGA: Puluhan Hektar Lahan Perhutani di Pacet Kabupaten Bandung Digunduli, Polresta Bandung Turun Tangan!

Menurutnya, kawasan hutan Ciwidey sebetulnya menjadi kewenangan kementerian kehutanan, Perhutani dan PTPN. Akan tetapi bukan bukanya malah dijaga malah banyak dieksploitasi dengan dalih dimanfaaatkan secara keekonomian.

Dedi menganggap, perbuatan ini telah menggar aturan, karena hutan banyak dikelola oleh kelompok, perusahaan swasta. Sehingga sangat jelas tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 tentang pengelolaan tanah, air dan kekayaan alam.

‘’Disitukan disebutkan dikuasai negara dan untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

BACA JUGA: Aturan Pengelolaan Sampah Kawasan Komersil Belum Jelas

Pemerintah acap kali mengeluarkan regulasi baru dalam pengelolaan hutan dengan dalih pemanfaatan, akan tetapi cara ini hanya modus bagi pihak swasta untuk menguasai lahan.

Pemanfaatan hutan sosial misalnya dengan aturan memberikan hak kelola selama 35 tahun malah ditambah menjadi 50 tahun. Namun pada prakteknya banyak banyak yang mengatasnamakan pemanfataan untuk wisata alam yang diusulkan oleh perusahaan, perorangan atau koperasi.

Regulasi ini sudah dikeluarkan sejak 2010 lalu. Dan saat ini telah menjadi bom waktu. Dimana pengelolaan hutan cenderung dilakukan secara sporadis.

BACA JUGA: DLH Kota Bandung Kena Sentil Menteri LH untuk Tangani Sampah Lebih Serius!

‘’Mereka seperti memiliki lahan pekarangan rumah sendiri dengan bebas mengeksploitasi dengan tujuan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya,’’ ujar Dedi Kurniawan.

Aspek ekologis keberadaan floara dan Fauna tidak pernah diperhatikan. sehingga jika alam sudah dirusak maka tinggal menunggu terjadinya bencana.

1 2

Berita Terkait

Tidak ada berita tersedia

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *